Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Home » » Pengenalan Sistem Agribisnis

Pengenalan Sistem Agribisnis

Written By Agribisnis Indonesia on Friday 15 November 2013 | 8:09 am

Bahan pangan dan sandang merupakan kebutuhan sehari-hari bagi setiap orang. Keberadaannya tentu tidak bisa digantikan oleh jenis barang lainnya. Hal ini menjadikan usaha pemenuhannya menjadi sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Bayangkan jika suatu negara mengalami defisit bahan pangan, maka hal ini akan berdampak terhadap keseluruhan perekonomian negara karena harus mengimpor banyak bahan pangan dari negara lain. Meskipun akan lain ceritanya jika kemampuan ekspor dan impor negara tersebut seimbang (balance). Namun tetap saja defisit bahan pangan dan sandang akan menjadi bencana yang mengerikan bagi sebuah negara. 

Pemenuhan ketahanan pangan suatu negara sangat ditunjang oleh kemampuan negara tersebut dalam mengelola sektor agribisnis. Downey dan Erickson mengatakan bahwa agribisnis meliputi seluruh sektor dari mulai bahan masukan (input) usahatani, terlibat dalam produski, dan pada akhirnya menangani pemrosesan, penyebaran, dan penjualan produk pertanian kepada konsumen akhir. Sedangkan sistem agribisnis itu sendiri bermakna pertanian yang luas, meliputi sektor pertanian itu sendiri, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, perkebunan, agroindustri hulu dan hilir, serta pemasaran dan sarana penunjangnya. 

Sistem agribisnis merupakan totalitas atau kesatuan kinerja agribisnis yang terdiri dari subsistem agribisnis hulu yang berupa kegiatan ekonomi input prosuki, informasi dan teknologi, subsistem usaha tani, yaitu kegiatan produksi pertanian primer tanaman dan hewan, subsistem agribisnis pengolahan, subsistem pemasaran, dan subsistem penunjang, yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis.

Menurut Ali Muasa Pasaribu (2012), pengembangan agribisnis mencakup lima subsistem. Petama, subsistem agribisnis hulu (up-stream agribisnis), yakni industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal bagi pertanian (arti luas) yakni industri perbenihan/pembibitan tanaman dan hewan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat/vaksin ternak) dan industri agrootomotif (mesin dan peralatan pertanian) serta industri pendukungnya. 

Kedua, subsistem usaha tani (on farm agribisnis), yakni kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumber daya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer (agroindustri) menjadi produk olahan baik produk antara (intermedie product) maupun produk akhir (finish product). Termasuk di dalamnya industri barang-barang serat alam (barang-barang karet, plywood, pulp, kertas, bahan-bahan bangunan terbuat kayu, rayon, benang (dari kapan), kulit, tali industri biofarmaka, dan industri agrowisata dan estetika.

Keempat subsistem pemasaran, yakni kegiatan-kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian, baik segar maupun olahan di dalam dan luar negeri. Termasuk di dalamnya adalah komoditas dari sentra produksi ke sentra konsumsi promosi, informasi pasar, serta intelegen pasar. 

Kelima, susbsistem jasa yang menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usaha tani, dan subsistem agribisnis hilir. Yang termasuk di dalam subsistem ini adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, sistem informasi dan dukungan kebijaksanaan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, dan makro ekonomi). 

Dari uraian tersbeut terlihat bahwa setiap sektor perekonomian dewasa ini sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian (dalam arti luas). Walaupun jumlah usaha tani dewasa ini semakin berkurang, namun sangat penting untuk meningkatkan produksi usaha tani sebab sektor ini akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara keseluruhan. Di Amerika Serikat, sektor pertanian menunjukkan produktivitas yang tinggi dalam kegiatan ekonomis AS, hal ini disebabkan karena pertanian terus menerus menyerap teknologi baru dalam bentuk mesin dan peralatan serta bibit varietas, semuanya mampu memperbesar kapasitas produksi sektor tersebut. Kasus di AS ini menujukkan bahwa pengusaha tani sendiri saja tidak akan mampu memenuhi kebutuhan usahanya jika tidak ditunjang oleh usaha lain. Petani membutuhkan kerjasama dengan ribuan pengusaha pada semua subsistem usaha di atas. Lemahnya satu subsistem di suatu negara tentu saja akan menyebabkan ketidakseimbangan usaha pertanian di negara tersebut dan kebutuhannya harus dipenuhi dari impor. Faktor ini bisa jadi menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia banyak melakukan impor bahan pangan dewasa ini? Mari kita analisis bersama-sama.


Referensi:
Ali Musa Pasaribu. 2012. Kewirausahaan Berbasis Agribisnis. Andi: Yogyakarta.
W. David Downey dan Steven Erickson. 1987. Agribusiness Management Second Edition, McGraw Hill, Inc.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Agribisnis Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger